Definisi
Motivasi
Menurut
beberapa penulis dapat diperoleh bahwa definisi motivasi adalah:
1.
Menurut Kreitner dan Kinicki (2008, p210). Motivasi adalah kumpulan proses
psikologis yang menyebabkan pergerakan, arahan, dan kegigihan dari sikap
sukarela yang mengarah pada tujuan.
2.
Menurut Colquitt, LePine, dan Wesson (2009, p178). Motivasi suatu kumpulan
kekuatan yang energik yang mengkoordinasi di dalam dan di luar diri seorang
pekerja, yang mendorong
usaha
kerja, dalam menentukan arah , intensitas, dan kegigihan.
3.
Menurut George and Jones (2005, p175). Motivasi kerja adalah suatu kekuatan
psikologis di dalam diri seseorang yang menentukan arah perilaku seseorang di
dalam organisasi, tingkat usaha, dan kegigihan di dalam menghadapi rintangan.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu kumpulan proses psikologis
yang memiliki kekuatan di dalam diri seseorang yang menyebabkan pergerakan,
arahan, usaha dan kegigihan dalam menghadapi rintangan untuk mencapai suatu
tujuan.
Pengertian
Motivasi
Motivasi menurut Stoner dan Freeman (1992) adalah
faktor-faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku. Menurut
Arep dan Tanjung (2002), motivasi sebagai sesuatu yang pokok yang menjadi
dorongan seseorang untuk bekerja. Sedangkan menurut Mangkunegara (2002),
motivasi adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan
dari motifnya. Menurut Moekijat (1995), motivasi adalah dorongan seseorang
untuk mengambil tindakan karena orang tersebut ingin melakukan demikian.
Menurut Hasibuan (2002), motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan
daya dan potensi bawahan, agar mau bekerjasama secara produktif berhasil
mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan menurut
Wursanto (1989), motivasi adalah alasan-alasan, dorongan-dorongan yang ada di
dalam diri manusia yang menyebabkannya melakukan sesuatu atau berbuat sesuatu.
Motivasi merupakan keinginan, hasrat dan tenaga penggerak yang berasal dari
dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu atau berbuat sesuatu. Motivasi berhubungan
dengan faktor psikologis seseorang yang mencerminkan hubungan atau interaksi
antara sikap, kebutuhan dan kepuasan yang terjadi pada diri manusia. Motivasi
timbul karena dua faktor, yaitu faktor intrinsik dan factor ekstrinsik. Faktor
intrinsik adalah faktor dari dalam diri manusia yang dapat berupa sikap,
kepribadian, pendidikan, pengalaman, pengetahuan dan cita-cita. Sedangkan
faktor ekstrinsik adalah faktor dari luar diri manusia. Faktor ini dapat berupa
gaya kepemimpinan seorang atasan, dorongan atau bimbingan seseorang, perkembangan
situasi dan sebagainya. Kedua faktor tersebut, baik factor intrinsik maupun
faktor ekstrinsik muncul karena adanya suatu rangsangan (Wursanto, 1989).
Hubungan
motivasi dan kinerja
Menurut George dann Jones (2005, p177) Kinerja adalah
evaluasi dari hasil perilaku seseorang, termasuk menentukan seberapa baik atau
buruk seseorang menyelesaikan pekerjaannya. Motivasi adalah salah satu faktor
diantara banyak faktor yang berkontribusi terhadap kinerja karyawan.
Kesimpulannya, karena motivasi hanya satu dari
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja, maka motivasi yang tinggi
tidak selalu menghasilkan kinerja yang tinggi. Sebaliknya, kinerja yang tinggi
tidak menunjukkan bahwa motivasi tinggi, karyawan yang memiliki motivasi rendah
dapat menunjukkan kinerja yang tinggi jika mereka memiliki kemampuan yang
tinggi pula. Manager harus berhati-hati untuk tidak otomatis menyimpulkan penyebab
kurangnya kinerja karena kurangnya motivasi, atau penyebab tingginya kinerja
karena tingginya motivasi.
Tinjauan tentang
Motivasi Kerja
Robbins (2002:55) mengemukakan bahwa motivasi adalah
keinginan untuk melakukan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya
yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan
upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individual. Siagian (2002:94)
mengemukakan bahwa dalam kehidupan berorganisasi, termasuk kehidupan berkarya
dalam organisasi bisnis, aspek motivasi kerja mutlak mendapat perhatian serius
dari para manajer. Karena 4 (empat) pertimbangan utama yaitu: (1) Filsafat
hidup manusia berkisar pada prinsip “quit pro quo”, yang dalam bahasa awam dicerminkan
oleh pepatah yang mengatakan “ada ubi ada talas, ada budi ada balas”, (2)
Dinamika kebutuhan manusia sangat kompleks dan tidak hanya bersifat materi,
akan tetapi juga bersifat psikologis, (3) Tidak ada titik jenuh dalam pemuasan
kebutuhan manusia, (4) Perbedaan karakteristik individu dalam organisasi atau
perusahaan, mengakibatkan tidak adanya satupun teknik motivasi yang sama
efektifnya untuk semua orang dalam organisasi juga untuk seseorang pada waktu
dan kondisi yang berbeda-beda
Teori Motivasi
1. Teori
Hierarki Kebutuhan Maslow
Teori ini dikemukakan oleh Abraham A. Maslow yang
menyatakan bahwa manusia dimotivasi untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang
melekat pada diri setiap manusia yang cenderung bersifat bawaan. Maslow
menyatakan bahwa ada suatu hirarki kebutuhan pada setiap manusia. Setiap orang
memberi prioritas pada suatu kebutuhan sampai kebutuhan itu terpenuhi. Jika
kebutuhan pertama telah terpenuhi maka kebutuhan kebutuhan kedua akan memegang
peranan, demikian seterusnya.
Kebutuhan ini terdiri dari lima jenis dan terbentuk
dalam suatu hierarki dalam pemenuhannya yang menimbulkan motivasi
seseorang. Kebutuhan yang pertama adalah kebutuhan fisiologis yaitu
manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti sandang,
pangan dan papan. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan dasar inilah yang
membuat manusia giat untuk bekerja. Kebutuhan kedua adalah kebutuhan
keselamatan dan keamanan kerja merupakan kebutuhan para karyawan untuk
mendapatkan jaminan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaannya serta jaminan
terhadap kelangsungan kerja. Kebutuhan ketiga adalah kebutuhan sosial yaitu pada
dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang ingin dicintai dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok
karyawan dan lingkungannnya. Kebutuhan keempat adalah kebutuhan
penghargaan yaitu Kebutuhan akan penghargaan diri,pengakuan serta penghargaan
dari karyawan dan masyarakat lingkungannnya. Kebutuhan yang terakhir
adalah kebutuhan aktualisasi diri yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri
dengan menggunakan kemampuan dan keterampilannya untuk mencapai suatu
prestasi kerja yang memuaskan.
2. Teori
Dua Factor Herzberg
Menurut Herzberg, dalam melaksanakan pekerjaannnya
manusia dipengaruhi oleh Faktor pemeliharaan dan faktor motivasi. Faktor
pemeliharaan yang berhubungan dengan kebutuhan jasmani. Faktor pemeliharaan ini
meliputu gaji, kondisi, kepastian pekerjaan, tunjangan dan lain-lain. Sedangkan
faktor motivasi ini berhubungan dengan kebutuhan psikologis seseorang seperti
kursi yang empuk, ruangan yang nyaman dan lain-lain.
Kebutuhan
ini terdiri dari lima jenis dan terbentuk dalam suatu hierarki dalam
pemenuhannya yang menimbulkan motivasi seseorang. Kebutuhan yang pertama adalah
kebutuhan fisiologis yaitu manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan dasarnya
seperti sandang, pangan dan papan. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan dasar
inilah yang membuat manusia giat untuk bekerja. Kebutuhan kedua adalah
kebutuhan keselamatan dan keamanan kerja merupakan kebutuhan para karyawan
untuk mendapatkan jaminan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaannya serta
jaminan terhadap kelangsungan kerja. Kebutuhan ketiga adalah kebutuhan sosial
yaitu pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang ingin dicintai dan
mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannnya.
Kebutuhan keempat adalah kebutuhan penghargaan yaitu Kebutuhan akan penghargaan
diri, pengakuan serta penghargaan dari karyawan dan masyarakat lingkungannnya.
Kebutuhan yang terakhir adalah kebutuhan aktualisasi diri yaitu kebutuhan akan
aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan dan keterampilannya untuk
mencapai suatu prestasi kerja yang memuaskan.
3.
Teori Motivasi McClelland
Teori ini
dikemukakan oleh David Mc.Clelland yang mengelompokkan ada tiga kebutuhan
manusia yang dapat memotivasi gairah bekerja yaitu kebutuhan akan prestasi,
kebutuhan akan afiliasi dan kebutuhan akan kekuasaan. Kebutuhan akan prestasi
adalah kebutuhan untuk melakukan sesuatu lebih baik dibandingkan sebelumnya.
Suatu keinginan untuk mengalahkan suatu tantangan, untuk kemajuan dan
pertumbuhan. Sedangkan kebutuhan akan afiliasi adalah kebutuhan untuk disukai, mengembangkan,
memelihara persahabatan dengan orang lain. Dorongan untuk melakukan hubungan
dengan orang lain. Yang ketiga adalah kebutuhan akan kekuasaan yaitu kebutuhan
untuk lebih kuat dan lebih berpengaruh terhadap orang lain. Dorongan untuk
dapat mengendalikan suatu keadaan dan adanya kecenderungan mengambil resiko.
0 komentar:
Posting Komentar