Sabtu, 30 Mei 2015

Motivasi kerja

Definisi Motivasi
Menurut beberapa penulis dapat diperoleh bahwa definisi motivasi adalah:
1. Menurut Kreitner dan Kinicki (2008, p210). Motivasi adalah kumpulan proses psikologis yang menyebabkan pergerakan, arahan, dan kegigihan dari sikap sukarela yang mengarah pada tujuan.
2. Menurut Colquitt, LePine, dan Wesson (2009, p178). Motivasi suatu kumpulan kekuatan yang energik yang mengkoordinasi di dalam dan di luar diri seorang pekerja, yang mendorong
usaha kerja, dalam menentukan arah , intensitas, dan kegigihan.
3. Menurut George and Jones (2005, p175). Motivasi kerja adalah suatu kekuatan psikologis di dalam diri seseorang yang menentukan arah perilaku seseorang di dalam organisasi, tingkat usaha, dan kegigihan di dalam menghadapi rintangan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu kumpulan proses psikologis yang memiliki kekuatan di dalam diri seseorang yang menyebabkan pergerakan, arahan, usaha dan kegigihan dalam menghadapi rintangan untuk mencapai suatu tujuan.
Pengertian Motivasi
Motivasi menurut Stoner dan Freeman (1992) adalah faktor-faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku. Menurut Arep dan Tanjung (2002), motivasi sebagai sesuatu yang pokok yang menjadi dorongan seseorang untuk bekerja. Sedangkan menurut Mangkunegara (2002), motivasi adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya. Menurut Moekijat (1995), motivasi adalah dorongan seseorang untuk mengambil tindakan karena orang tersebut ingin melakukan demikian. Menurut Hasibuan (2002), motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerjasama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Wursanto (1989), motivasi adalah alasan-alasan, dorongan-dorongan yang ada di dalam diri manusia yang menyebabkannya melakukan sesuatu atau berbuat sesuatu. Motivasi merupakan keinginan, hasrat dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu atau berbuat sesuatu. Motivasi berhubungan dengan faktor psikologis seseorang yang mencerminkan hubungan atau interaksi antara sikap, kebutuhan dan kepuasan yang terjadi pada diri manusia. Motivasi timbul karena dua faktor, yaitu faktor intrinsik dan factor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor dari dalam diri manusia yang dapat berupa sikap, kepribadian, pendidikan, pengalaman, pengetahuan dan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor dari luar diri manusia. Faktor ini dapat berupa gaya kepemimpinan seorang atasan, dorongan atau bimbingan seseorang, perkembangan situasi dan sebagainya. Kedua faktor tersebut, baik factor intrinsik maupun faktor ekstrinsik muncul karena adanya suatu rangsangan (Wursanto, 1989).
Hubungan motivasi dan kinerja
Menurut George dann Jones (2005, p177) Kinerja adalah evaluasi dari hasil perilaku seseorang, termasuk menentukan seberapa baik atau buruk seseorang menyelesaikan pekerjaannya. Motivasi adalah salah satu faktor diantara banyak faktor yang berkontribusi terhadap kinerja karyawan.
Kesimpulannya, karena motivasi hanya satu dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja, maka motivasi yang tinggi tidak selalu menghasilkan kinerja yang tinggi. Sebaliknya, kinerja yang tinggi tidak menunjukkan bahwa motivasi tinggi, karyawan yang memiliki motivasi rendah dapat menunjukkan kinerja yang tinggi jika mereka memiliki kemampuan yang tinggi pula. Manager harus berhati-hati untuk tidak otomatis menyimpulkan penyebab kurangnya kinerja karena kurangnya motivasi, atau penyebab tingginya kinerja karena tingginya motivasi.

Tinjauan tentang Motivasi Kerja
Robbins (2002:55) mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan untuk melakukan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individual. Siagian (2002:94) mengemukakan bahwa dalam kehidupan berorganisasi, termasuk kehidupan berkarya dalam organisasi bisnis, aspek motivasi kerja mutlak mendapat perhatian serius dari para manajer. Karena 4 (empat) pertimbangan utama yaitu: (1) Filsafat hidup manusia berkisar pada prinsip “quit pro quo”, yang dalam bahasa awam dicerminkan oleh pepatah yang mengatakan “ada ubi ada talas, ada budi ada balas”, (2) Dinamika kebutuhan manusia sangat kompleks dan tidak hanya bersifat materi, akan tetapi juga bersifat psikologis, (3) Tidak ada titik jenuh dalam pemuasan kebutuhan manusia, (4) Perbedaan karakteristik individu dalam organisasi atau perusahaan, mengakibatkan tidak adanya satupun teknik motivasi yang sama efektifnya untuk semua orang dalam organisasi juga untuk seseorang pada waktu dan kondisi yang berbeda-beda
Teori Motivasi

1.      Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Teori ini dikemukakan oleh Abraham A. Maslow yang menyatakan bahwa manusia dimotivasi untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang melekat pada diri setiap manusia yang cenderung bersifat bawaan. Maslow menyatakan bahwa ada suatu hirarki kebutuhan pada setiap manusia. Setiap orang memberi prioritas pada suatu kebutuhan sampai kebutuhan itu terpenuhi. Jika kebutuhan pertama telah terpenuhi maka kebutuhan kebutuhan kedua akan memegang peranan, demikian seterusnya.
Kebutuhan ini terdiri dari lima jenis dan terbentuk dalam suatu hierarki dalam pemenuhannya yang menimbulkan motivasi seseorang. Kebutuhan yang pertama adalah kebutuhan fisiologis yaitu manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti sandang, pangan dan papan. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan dasar inilah yang membuat manusia giat untuk bekerja. Kebutuhan kedua adalah kebutuhan keselamatan dan keamanan kerja merupakan kebutuhan para karyawan untuk mendapatkan jaminan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaannya serta jaminan terhadap kelangsungan kerja. Kebutuhan ketiga adalah kebutuhan sosial yaitu pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang ingin dicintai dan mencintai serta  diterima dalam pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannnya. Kebutuhan keempat adalah kebutuhan penghargaan yaitu Kebutuhan akan penghargaan diri,pengakuan serta penghargaan dari karyawan dan masyarakat lingkungannnya. Kebutuhan yang terakhir adalah kebutuhan aktualisasi diri yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan dan keterampilannya untuk mencapai suatu prestasi kerja yang memuaskan.

2.      Teori Dua Factor Herzberg
Menurut Herzberg, dalam melaksanakan pekerjaannnya manusia dipengaruhi oleh Faktor pemeliharaan dan faktor motivasi. Faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan kebutuhan jasmani. Faktor pemeliharaan ini meliputu gaji, kondisi, kepastian pekerjaan, tunjangan dan lain-lain. Sedangkan faktor motivasi ini berhubungan dengan kebutuhan psikologis seseorang seperti kursi yang empuk, ruangan yang nyaman dan lain-lain.

Kebutuhan ini terdiri dari lima jenis dan terbentuk dalam suatu hierarki dalam pemenuhannya yang menimbulkan motivasi seseorang. Kebutuhan yang pertama adalah kebutuhan fisiologis yaitu manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti sandang, pangan dan papan. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan dasar inilah yang membuat manusia giat untuk bekerja. Kebutuhan kedua adalah kebutuhan keselamatan dan keamanan kerja merupakan kebutuhan para karyawan untuk mendapatkan jaminan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaannya serta jaminan terhadap kelangsungan kerja. Kebutuhan ketiga adalah kebutuhan sosial yaitu pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang ingin dicintai dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannnya. Kebutuhan keempat adalah kebutuhan penghargaan yaitu Kebutuhan akan penghargaan diri, pengakuan serta penghargaan dari karyawan dan masyarakat lingkungannnya. Kebutuhan yang terakhir adalah kebutuhan aktualisasi diri yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan dan keterampilannya untuk mencapai suatu prestasi kerja yang memuaskan.
3.      Teori Motivasi McClelland


Teori ini dikemukakan oleh David Mc.Clelland yang mengelompokkan ada tiga kebutuhan manusia yang dapat memotivasi gairah bekerja yaitu kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan afiliasi dan kebutuhan akan kekuasaan. Kebutuhan akan prestasi adalah kebutuhan untuk melakukan sesuatu lebih baik dibandingkan sebelumnya. Suatu keinginan untuk mengalahkan suatu tantangan, untuk kemajuan dan pertumbuhan. Sedangkan kebutuhan akan afiliasi adalah kebutuhan untuk disukai, mengembangkan, memelihara persahabatan dengan orang lain. Dorongan untuk melakukan hubungan dengan orang lain. Yang ketiga adalah kebutuhan akan kekuasaan yaitu kebutuhan untuk lebih kuat dan lebih berpengaruh terhadap orang lain. Dorongan untuk dapat mengendalikan suatu keadaan dan adanya kecenderungan mengambil resiko.

0 komentar:

Posting Komentar